(Curahan hati seorang wartawan…”Wiwin Kontributor TVRI SUMSEL”)
Dear teman-teman seperjuangan..
Terima kasih kalian telah memberikan dukungan moril atas trauma yang kurasakan.
Maaf merepotkan kalian semua.
Sebab terus terang, peristiwa ini tidak saya rasakan sebagai individu. Saya hanya mengetuk hati rekan, yang mungkin saja, ada yang turut merasakan trauma ini.
Selama ini saya sering baca berita di berbagai media, bagaimana seorang wartawan diintimidasi ketika menjalankan tugas di lapangan.
Tak dikira, peristiwa macam itu terjadi pada saya.
Yang ada di benakku pada malam kejadian itu, bahwa profesi ini tidak ada aji sama sekali (katek reti, Kato wong plembang).
Untung terjadi pada saya. Tak bisa dibayangkan bagaimana jika peristiwa yang aku alami ini, terjadi pada teman temanku yang lain.
Itulah trauma terberat!.
Bayangkan, di tengah dalu, di saat orang terlelap tidur, saya mengalami intimidasi oleh beberapa orang oknum yang notabene mengaku mitra. Sedangkan posisi kita sendirian. Dihardik di tengah orang ramai layaknya pelaku kriminal.
Tak usah ditanya bagaimana rasanya. Katek aji nian.
Jadi wajar memang, ketika ada rekan kita dimanapun berada, yang juga diperlakukan demikian, membuat rekan seprofesi lain di berbagai daerah menjadi ikut merasakan sakitnya.
Sekali lagi saya tidak bermaksud menyeret teman teman dalam peristiwa ini.
Mudah mudahan momen seperti ini dapat menyatukan kita di tengah perbedaan penulisan, perbedaan perusahaan, perbedaan kepentingan dan perbedaan apapun di dalamnya.
Kita bukan sedarah, tapi disatukan dalam satu profesi.
Sekali lagi, terima kasih banyak teman.
Kalian-kalian yang memberikan dukungan moril atas trauma ini, akan kuingat.(Wiwin)
