Editor : Wiranda Yudhis Arjuna
Telah kau limpahkan pada laut. tempat sejumlah cinta yang terkulai dalam kemesraan
Di sinilah muara kasih yang Ia berikan kepada para nelayan kampung dalam
Jika masih kau rasa sehabis subuh tadi, gerombol ikan yang Ia tebar karena cinta, kau pukat sebagai tanda dari ketiadaan menjadi ada
Di laut inilah kau lepaskan cintamu. Air-Nya yang asin adalah darah bagi cinta-Nya. riak riak putih menjadi garam
Terumbu karang, tempat bersemayamnya segala kasih, membuka mulut hambaNya yang sujud di antara aliran sayang dan rasa syukur
Lautlah syurga dan neraka. ketika anak-anak laut dan para nelayan memukat harapan lewat tebaran jalanya Ia hidupkan kehidupan itu
Jangan kau ingkari. Laut-Nya karena kemarahan atas kealpan itulah menjadi badai. mulutNya yang terhampar itulah melahap segala kehidupan menjadi mati.
Tirta Bening, Januari 2019
Karya : Anto Narasoma