Tvsumsel.com -Palembang, Pengembangan dunia wisata di Palembang perlu adanya buku panduan yang ditulis secara profesional, dan diterjemahkan ke beberapa bahasa di dunia, Sebab potensi pada sentra wisata yang sedang berkembang di kota-kota besar seperti Palembang, jarang diketahui wisata mancanegara yang berkunjung ke sini.
Menurut Publiser Indonesia Travel Library, Rafli S Sato, untuk memberikan pemahaman kepada para pendatang tersebut, memang harus ada buku panduan yang menjelaskan tempat-tempat menarik untuk dikunjungi mereka.
“Misalnya lokasi wisata kuliner seperti tempat pembuatan pempek dan makanan lain khas Palembang,” ujar Rafli didampingi deputi editor Indonesia Travel Library, Imam Wisaya Surakaruna, selasa malam (26/06/2018), di redaksi TVSumsel.com.
Kunjungan mereka berdua ke Palembang, untuk mencari penulis yang baik guna mengangkat lokasi wisata dalam buku panduan yang diterbitkan Indonesia Travel Library, yang rencananya akan selesai bulan Agustus, bersamaan dengan pembukaan Asian Games 2018 nanti.
Rafly mengatakan, Indonesia harusnya tidak tertinggal seperti negara-negara lain dalam penyediaan buku panduan wisata. Misalnya, seperti Singapura, Malaysia, Vietnam serta negara lainnya di Asia Tenggara.
“Kita berharap para wisman tak hanya mengenal Bali ketika berkunjung ke Indoenesia, bila perlu Kota Palembang masuk dalam program kunjungan mereka,” kata Rafly.
Palembang, katanya, memiliki kawasan wisata yang tak kalah menariknya dibanding daerah lain. Karena itu harus ada buku panduan untuk mengangkat kawasan-kawasan itu.
Di depan Pimpinan Umum TVSumsel Haeru Nasri,didampingi Anwar Putra Bayu dan Anto Narasoma, Rafli meminta agar media ini dapat menyediakan penulis yang mengerti tentang penulisan artikel terkait pempek dan kain songket.
Menanggapi permintaan itu, Haeru setuju untuk membantu Indonesia Travel Library. “Kita akan menyediakan dua penulis senior yang mampu memahami destinasi wisata Kota Palembang. Ini perlu karena konteks ekonomisnya dapat mengembangkan pelaku bisnis pariwisata dan nilai-nilai ekonomi kerakyatan di daerah ini,” ujar Haeru.
Sementara itu, Anwar Putra Bayu yang sudah berpengalaman dalam hal menulis budaya dan wisata daerah (Palembang), menjelaskan tentang destinasi wisata potensial. Misalnya, kawasan wisata bahari Pulau Kemaro, Masjid Ki Merogan, Masjid Cheng Ho, Kelenteng Chandranadi 10 Ulu, serta kawasan menarik lainnya.
“Kita akan menulis semua destinasi wisata yang ada di Palembang. Dengan adanya buku panduan wisata, saya yakin para wisatawan mancanegara akan tertarik memahami tempat-tempat wisata kota ini,” ujar Bayu menutup perbincangan. (anto)