Editor : Wiranda Yudhis Arjuna
apa yang bisa kau lihat. di saat kau jual janji jani itu pada musim, tatkala tampil di depan cermin
rakyat adalah kaca bening. di balik cerita tahun tahun lalu, hanya bergaung menerpa wajah sendiri
tahukah, bicara banyak hanya sampah di kotak kotak pemilihan. karena rakyat hanya mengecap keindahan bicaranya
lalu apa rumusan waktu dapat memperhitungkan isi bicaramu yang berbau sampah ketika naik ke podium kemenangan?
inilah rakyat. compang-camping karena janji bicara itu. padahal jutaan rakyat telah membuang nyawa; hanya kemerdekaan
genap perhitungan politis, ketika kampanye adalah ruang, tempat orang orang meludahi janji. ketika berulang kali ludah ludah itu membasahi kedudukan, rakyat hanya melongo di antara aroma busuk hawa mulutmu
sebab dari sejumlah gambar wajahmu di balik banner ruang ruang kota, berpacu dengan ribuan anak sampah pencari barang barang bekas
mampukah sekian janji menyuburkan harapan dalam kemiskinan pikiran pada hari pemilihan dirimu?
telah kau catat sekian suara lewat tumpukan uang dari laci harga dirimu. karena nilai suara yang kau beli di pasar loakan mengangkatnya dari lumpur ke lumpur
lalu menyeruak tanya; benarkah foto foto itu lembaran wajah dari sejumlah pemimpin masa lalu?
Tirta Bening, Januari 2019
Karya : Anto Narasoma