EDITOR : Wiranda Yudhis Arjuna
Dalam tafakur di malam malam penuh cahaya, aku kehilangan Engkau. bulan itu pun menggeliat di antara awan
kian tua cahaya malam, aku makin jauh dari fatwa. lalu kucari-cari wajahMu di segala firman,’ hanya fatwa yang bertutur dalam firmanMu
sedangkan sujud dan zikir sudah kusampaikan lewat seribu ketakwaan. di mana wajahMu?
aku seperti debu yang terbang di desir angin. membawa sejumlah fatwa tanpa ucapan. lalu, kapan Kau tujukkan agar keyakinan ini kian berujud dalam takwaku?
Namun cinta kepada Tuhan, nilainya sangat panjang dan berbentuk welas asih. Karena itu kumpulan puisi esai Sri Rahmi ini cenderung mengajarkam kita pada nilai nilai reliji yang menghiasi keimanan kita.
Karena itu alangkah indahnya jika membaca karya Sri Rahmi dengan membuka hati paling dalam untuk menghindarkan diri kita dari sikap zhalim, bohong, merasa hebat sendiri agar kita bisa bermasyarakat tanpa mengecilkan diri orang lain.
Tirta Bening, 28 Maret 2019
(Karya : Anto Narasoma)