Bumi

BERBAGI

Editor : Wiranda Yudhis Arjuna

Bukan menghambar luas. tapi tak terhitung unsur kencing dan kotoran menjadi bajumu. berapa titik air bagi samudera menjadi urine dalam aroma bau tak sedap?

Tak terhitung jumlah yang Kau himpun di atas ini. lalu air senikah jumlah pemandian bersama pupur tinja di wajahmu,  bumiku

Bumi adalah ibu. seperti Rasulullah yang dilempar dan dnista, karena tinja dan percikan kebencian bagai catatan kesabaran

Berapa kali kau mandi air kencing ini dalam hitungan waktu di antara samudra kesabaran itu?

Lalu kau lempar kemarahan setinggi udara bebas. kau telan kenistaan itu sebagai catatan bagi seluruh penumpang di  tubuhmu

Ah, betapa kesabaran dan keikhlasan itu. telah Kau tulis sebagai bacaan di dalam firman dan sejumlah hadist

Mampukah terjemahan hidup yang tersirat menjadi teladan bagimu

Bumi adalah ibu. yang melahirkan kesabaran dan keikhlasan. setiap kali kelahiran tiba di tanahmu,  air seni menjadi baju bagi kepasrahan kepadaNya

— untuk siapa keikhlasan dan kesabaran itu Kau kirimkan?

Pertanyaan tak sekadar jawaban. sejak ada sebelum ada, adamlah yang mengajarkan kehidupan di atas hamparan bumiNya

Mengapa kencing dan tinja itu ditaburi atas bumi tempat kau tumpangi?

Bumi tak sekadar ruang. tampat bermukim atas segala kekotoran yang lemparkan. tapi kesabaran dan keikhlasan dirimu, harus menjadi catatan untuk tahu, manusia apa yang mengencingi dan melempar tinja ke tubuh tubuh bumiMu.

Tirta Bening, Januari 2019

Karya : Anto Narasoma

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here