(Sebuah Puisi Untuk Ayahanda KH Zainal Abidin Hanif)
“TIDURLAH AYAHANDA”
Pintu pun terbuka, ayahanda
lantunan doa dan ribuan zikir menjadi kethu dalam gamismu
Dalam kelam yang teduh,
sujudmu menghampar sejauh napasmu
karena ribuan sajak telah membuka diksi bagi kata-kata sebagai hamba
Tidurlah ayahanda
kejarlah mimpi untuk bercinta ke pada-Nya
karena sebaik-baik percintaan, hanya diksi tentang Alif Lam Lam Ha
Tidurlah ayahanda
karena waktu senja telah mengelam
cahaya bulan yang menyorot ke gugusan bintang adalah amalmu
yang menjadi kereta dalam peristirahatan abadi
Tidurlah ayahanda
Bekalmu sangat dalam dan padat
Perjalanan jauh di atas iman yang tebal, akan menerbangkanmu di antara ribuan malaikat
Tiap zikir dan lafal doa,
Menjadi bunga di kedalaman taman sujudmu
Sebab keringat dan bau tubuhmu menjadi ribuan bidadari yang berkepak mendoakanmu, ayahanda
Tidurlah ayahnda
Inilah istana peristirahatan terakhirmu
Karena jasadmu akan berpeluk dalam lilitan Alif Lam Lam Ha.
Palembang, 24 Juli 2020
“Puisi ini kado manis untuk menyertai kepergianmu, ayahanda…”