Jeritan Seorang Seniman Ranau Di Balik Sukses SRGF, Janji Tinggal Janji

BERBAGI

Tvsumsel – Banding Agung [OKUS] – Event Besar Sriwijaya Ranau Gran Fondo (SRGF) 2020 Cycling Challenge sukses mendatangkan ribuan pengunjung baik sebagai peserta cycling ataupun pengunjung yang sekedar menyaksikan even besar itu di pinggiran Danau Ranau.

Namun, di balik keceriaan dan kegembiraan even besar tersebut, tersirat jeritan kekecewaan dari seorang seniman Ranau kelahiran Simpang Sender bernama Herman Monpera yang merasa masih kurang diperhatikan kemajuan dan kesejahteraannya oleh pemerintah setempat, meskipun galerinya rajin dikunjungi para wisatawan atau pengunjung karena berada tepat di samping Gapura Start dan Finish atau di seberangan podium start acara Grand Fondo Cycling Challenge2020.

Hal ini diungkapkan Herman saat disambangi di Galeri Desaku dan Posko Relawan Danau Ranau miliknya di pinggiran jalan lintas Danau Ranau, Banding Agung pada Jum’at malam (13/11/2020).

Herman Monpera menuturkan ia merasa kurang mendapatkan perhatian dan kepedulian dari pemerintah setempat.
Meskipun ia telah mempelopori kebersihan dan keindahan tempat wisata Danau Ranau sejak empat tahun lalu tanpa mengharapkan imbalan sepeserpun.

Bahkan ia jugalah yang pertama kali mengusulkan ide ‘Ikon Danau Ranau” termasuk bentuk konsep tampilan fisik pinggiran Danau Ranau tersebut kepada Pemerintah OKUS ujarnya lirih.

Ceritanya panjang pak ujar Herman kepada Tvsumsel, begini sejak pulang dari merantau saya pulang kampung ke Banding Agung, melihat kondisi tempat wisata Danau Ranau yang agak memprihatinkan, maka saya tergerak untuk mempelopori kegiatan pembenahan tempat wisata di sekitarnya.

Pada awalnya saya mulai mengajak masyarakat dan perangkat pemerintah lokal untuk melakukan pembersihan serta pembenahan kawasan di Tugu Monpera di Simpang Sender yang sudah tiga puluh tahun terbengkalai, seperti melakukan pengecatan, pemasangan lampu, pencabutan plang papan reklame yang menutupi tugu tersebut, termasuk pos polisi sekitar simpang tersebut, oleh karena itulah saya dipanggil masyarakat sekitar dengan sebutan Herman Monpera.

Kemudian saya mempelopori kebersihan sekitar Danau Ranau dan lainnya, termasuk juga membuka Posko Relawan Wisata Danau Ranau dan Galeri Desa, tutur Seniman Pahat ini,

lebih lanjut Herman mengatakan Galeri Desa yang merangkap Posko Relawan Wisata Danau Ranau ini sering dikunjungi para wisatawan baik lokal maupun luar, termasuk juga kunjungan dari pihak pemerintah daerah, wartawan, LSM dan aktivis.

“Karya seni di Galeri ini dibuat dari bahan bekas”, walaupun sepertinya kurang menarik dan kurang menjual menurut beberapa pejabat setempat namun galerinya sering dijadikan sebagai tempat shooting dan selfie, tanpa dipunggut biaya.

“Saya berharap dari pemerintah OKUS hendaknya perduli terhadap kesenian karya saya ini” sekali-sekali saya ingin diajak untuk pelatihan ataupun diberikan bantuan untuk mengembangkan karya seni ini, namun hingga kini belum ada dari instansi pemerintah OKUS yang memberikannya” hanya janji-janji saja namun tidak pernah diberikan lirih Herman Monpera.

Walau disamping itu pemerintah Kabupaten OKU Selatan juga sering meminta bantuan saran dan masukannya tentang pembenahan tempat wisata Danau Ranau,” lanjutnya.

Menurut Herman seharusnya pihak pemerintah daerah memberikan perhatian lebih kepadanya, terutama dalam hal kesejahteraan dan memberikan bantuan setiap kegiatan akan kepedulian terhadap lingkungan wisata yang dilaksanakannya.

“Semoga wisata Danau Ranau ini bisa tambah maju kedepannya, sementara untuk pribadiku tolong diperhatikanlah pada pemerintah setempat khususnya pemerintah OKU Selatan.

Termasuk juga kalau kami seniman OKUS ini ingin mengadakan kegiatan, tolonglah pemerintah peduli terhadap kesenian dari barang bekas ini, jangan sampai kami memohon bantuan dana terus ke masyarakat, tidak enak, jadi malu,” harapnya dengan penuh harapan. [Duan]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here