Karya Siswa Banyuasin Wakili Indonesia di Ajang Internasional

BERBAGI

EDITOR : Wiranda Yudhis Arjuna

Tvsumsel – Banyuasin, Tiga siswa satuan pendidikan Sekolah Menengah Atas Plus Negeri 2 Banyuasin III mewakili Indonesia pada ajang Internasional – of Inofasion on greend teknologi (I-FINOG) di Universitas Pahang Malaysia. Ketiganya bertolak ke Malaysia, pada 19 april lalu.

“Rencananya, di Malaysia selama tiga hari, mulai tanggal 19 hingg 21 April 2019. Tiga siswa tersebut yakni; Viones Algatri, Yusuf Wahyu Nurahman dan Binataruna. Mereka dari kelas XI IPA 3 dan IPA 2,” kata Kepala SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III, Rukanto MPd.

Keberangkatan tim Karya Ilmiah Remaja (KIR) tersebut, ujar dia, langsung disponsori oleh Universitas Ahmad Dahlan Jogyakarta, karena mereka mendapat juara 1 nasional pada ajang I-RON 2 (Industrial Reseach Competition 2nd) pada bulan Desember 2018 di selenggarakan oleh universitas tersebut.

Berangkatnya tim KIR ke Universitas Pahang Malaysia, tak terlepas keberhasilan tiga siswa tersebut menciptakan salah satu benda jenis gelang anti ngatuk (Sleepiness Bracelet). Gelang tersebut sudah dipraktekkan oleh Gubernur Sumsel Herman Deru, SH MM pada Dies Natalis Ke-15 SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III pada Januari 2019.

“Gelang anti mengantuk tersebut juga pernah di coba oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. Muhajir Effendy pada acara Gebyar Pendidikan di Kabupaten Banyuasin pada bulan Februari 2019,” kata Rukanto pada media ini.

Sementara menurut salah satu perakit gelang anti mengantuk Viones Algatri, dibuatnya gelang anti mengantuk karena terispirasi banyak terjadinya kecelakaan pengendara di wilayah jalan Lintas Timur Palembang – Jambi akibat mengantuk saat mengendalikan kendaraannya.

Sehingga kata dia, mereka terpikir untuk membuat Gelang anti mengantuk, guna menekan terjadinya kecelakaan akibat pengendara mengantuk. Sedangkan bahannya berupa dari alat Arguino hard red censor sebagai benda pendeteksi jantung.

Proses praktek pembuatannya memakan waktu selama sembilan bulan, sejak Februari hingga November 2018 lalu. “Alat tersebut juga dapat menormalkan detak jantung pada saat mengendalikan kendaraan,” tutur dia saat bincangi.

Pada saat lomba KIR di Universitas Ahmad Dahlan Yogjakarta, tida siswa tersebut mengambil tema “industrial green technology atau industri ramah lingkungan”.

( LAPORAN : Bell )

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here